Keluar dari Zona Nyaman Untuk Meraih Sukses

Zona Nyaman atau Comfort Zone yang sedang dinikmati oleh seseorang yang tengah berada pada puncaknya memang sangat mengasikan. Namun tahukah Anda bahwa terlalu lama pada zona nyaman dapat membuat kita menjadi lupa diri dan akhirnya dapat membuat kita ditinggalkan oleh waktu yang terus berjalan. 

Zona nyaman yang dimaksudkan disini adalah keadaan dimana seseorang merasa telah menemukan kenyamanan pada kondisi sekarang tanpa ada keinginan untuk beranjak dari tempat tersebut. Contohnya ketika kita sedang asik menonton televisi yang acaranya sangat difavoritkan, tiba-tiba ada suara pintu di ketuk oleh seseorang yang hendak bertamu, ah rasanya sungguh mengganggu. 

Kondisi yang seperti ini tentu membuat kita sangat tidak nyaman karena harus beranjakdari kursi santai yang nyaman dan beranjak untuk membukakan pintu. Namun tahukah Anda bahwa kesulitan keluar dari zona nyaman akan membuat kita semakin sulit untuk meraih kesuksesan yang kita impikan.

Untuk keluar dari zona nyaman tentu kita perlu persiapan agar kita siap menghadapi berbagai keadaan. Salah satu cara untuk keluar dari zona nyaman adalah dengan memperluas pergaulan, perbanyak teman dan bersosialisasi dengan berbagai kalangan. 

Untuk keluar dari zona nyaman memang akan terasa sulit, tantangannya pun sangat beragam. Luasnya pergaulan dapat membantu mengurangi kecemasan kita manakala kita berada didalam situasi yang asing. Setidaknya orang-orang yang baru kita kenal dapat membantu kita menghadapi situasi yang baru.

Hindari Sikap Perfeksionis
Salah satu penyebab kecemasan yaitu terlalu berharap meraih hasil yang sempurna. Tinggal didalam situasi yang telah kita kuasai membuat kita nyaman didalamnya. Hal ini dikarenakan kita telah ahli dalam hal tersebut, dan pada saat kita telah ahli melakukan hal tersebut maka akan lebih mudah meraih kesempurnaan.

Sebagai contoh, Anda telah bekerja selama puluhan tahun pada perusahaan tertentu dengan  posisi sebagai staf marketing. Anda pasti akan sangat menguasai situasi dan ritme kerja, paham cara berinteraksi dengan orang-orang dilingkungan tersebut dan sangat paham prosedur kerja pada perusahaan tersebut. 

Jika Anda telah memahami seluk beluk yang ada pada perusahaan tersebut, tentu hal itu akan sangat menguntungkan Anda untuk lebih mudah meraih kesempurnaan. Oleh karenanya Anda dapat meningkatkan produktivitas Anda kapanpun Anda mau.

Saat kita keluar dari zona nyaman berarti kita akan selalu berhadapan dengan kegagalan-kegagalan, hal ini dikarenakan Anda belum pernah melakukan hal tersebut sebelumnya. Kita masih sangat asing dengan apa yang akan kita lakukan dan masih perlu banyak belajar. Konsekuansi yang kita hadapi adalah kegagalan demi kegagalan, dan hal ini akan sangat menguras energi untuk belajar.

Orang yang perfeksionis akan sangat takut dan cemas manakala berada dalam situasi yang baru. Hal ini dikarekan ketakutan yang mendalam jika memperoleh hasil yang mengecewakan atau bahkan gagal dalam melakukan pekerjaan tersebut. Agar tidak menjadi canggung dengan situasi yang masih asing, berhentilah untuk bersikap perfeksionis. 

Tanamkanlah dalam benak Anda bahwa jika Anda belum ahli dalam melakukan hal tersebut dan berada pada situasi yang baru pasti akan mengalami banyak kendala serta terjadi kegagalan.

Kedepankan Sikap Realistis

Secara umum ada tiga zona yang dapat kita temui dalam kehidupan ini. Yang pertama zona nyaman (comfort zone) merupakan zona yang sudah sangat familiar bagi kita dan kita pun merasa nyaman didalamnya. Ketika berada pada situasi yang baru kita pun merasa cemas dan takut dan ketika berada pada situasi yang familiar kita pun merasa nyaman.

Yang kedua zona pembelajaran (learning zone), berada pada zona ini dapat membaut kita cemas namun masih dapat kita atasi, namun zona ini adalah zona yang penuh dengan tantangan. Rasa cemas yang kita hadapi sangat rasional dan masih dapat ditoleransi, dan kita pun dapat mengatasinya dengan berbagai cara. Para pakar menyebutkan bahwa kecemasan ini sebagai optimal level of anxiety (tingkat kecemasan yang moderat yang masih bisa dihadapi).

Yang ketiga zona panik (panic zone), zona ini merupakan zona yang sangat asing bagi kita atau kita  sama sekali belum pernah berada dalam zona tersebut, hal inilah yang membuat kita panik. Pada zona ini mungkin juga kita pernah berada didalamnya sebelumnya tetapi ktia memiliki masalah adaptasi didalamnya. Misalnya alergi terhadap makanan tertentu seperti sea food.

Pada saat keluar dari zona nyaman, pastikan bahwa Anda berada pada learning zone bukan panic zone. Memilih zona pembelajaran adalah sikap yang realistis hal ini dikarenakan pilihan yang kita ambil sesuai dengan batas kemampuan kita. 

Jika dalam keadaan terpaksa berada dalam zona panik akan membuat anda untuk tidak beranjak dari zona nyaman atau dengan kata lain akan membaut anda jera untuk keluar dari zona nyaman. Sebagai contoh Anda berada diatas panggung dan bernyanyi dihadapan ribuan penonton untuk pertama kalinya padahal kita memiliki demam panggung. 

Dengan tetap memaksakan diri untuk berada diatas panggung dan bernyanyi akan membuat kita panik, ini merupakan ide yang buruk. Kepanikan pun dapat menyerang kita hingga akhirnya kita menjadi malu dan menyalahkan diri sendiri karena mengambil keputusan yang salah.

Mengubah Cara Berpikir

Secara umum pikiran dapat mempengaruhi kita dalam menghadapi situasi yang baru, pikiran juga dapat mempengaruhi perasaan dan perilaku kita. Dijelaskan oleh Dennis Greenberger dan Christine A Padesky dalam buku yang berjudul Manajemen Pikiran: Metode Ampuh Menata Pikiran untuk Mengatasi Depresi, Kemarahan, Kecemasan dan Perasaan Merusak lainnya. Dalam buku tersebut dicontohkan keadaan berikut.

Anda berada pada sebuah pesta, ada banyak yang tidak Anda kenal namun tidak sedikit pula yang telah Anda kenal, sekalipun hanya sebatas kenal. Saat Anda melihat orang yang hanya sebatas Anda kenal, dengan antusias Anda menyapanya namun ia hanya diam tidak merespon sapaan Anda. 

Reaksi Anda ketika mendapatinya tidak merespon sapaan Anda senantiasa dipengaruhi oleh pikiran Anda.

Jika Anda berpikir bahwa orang tersebut sombong maka Anda pun merasa jengkel dengan perilakunya. Jika Anda berpikir bahwa dia tidak melihat kehadiran Anda, maka Anda pun segera menghampirinya, menepuk pundaknya untuk menyapanya. 

Dan jika Anda berpikir bahwa dia sedang asik mengobrol dengan pasangannya, Anda pun akan membiarkannya supaya tidak menganggu keduanya.

Nah, demikian juga ketika Anda memasuki situasi yang baru, pikiran-pikiran negatif, yang tidak mendukung bisa mempengaruhi perasaan Anda. Berada pada situasi yang baru saja dapat membuat Anda cemas, apalagi diperparah denga pikiran-pikiran negatif tentang situasi asing tersebut. 

Pemikiran yang tidak mendukung ini dapat Anda minimalisir atau di hilangkan denga cara mencari bukti-bukti yang mendukung pemikiran Anda serta bukti-bukti yang menyangkal pemikiran itu.

Dengan mengetahui bukti-bukti yang menyangkal pikiran Anda, kecemasan dan ketakutan pun berkurang kareana Anda menyadari bahwa pikiran-pikiran itu tidak masuk akal. Anda sadar bahwa kecemasan dan ketakutan sungguh tidak diperlukan untuk menghadapi situasi yang baru. 

Sedangkan dengan bukti-bukti yang amendukung pemikiran Anda, dapat membuat Anda mempersiapkan diri untuk menghadapi kenyataan yang digambarkan oleh pemikiran itu.

Keluar dari zona nyaman bukan hanya merupakan pilihan melainkan sebuah keharusan. Orang yang tidak berani keluar dari zona nyaman akan sulit untuk maju bahkan bisa jadi tidak dapat bertahan hidup atau lebih dikenal dengan seleksi alam. Hal ini dikarenakan dunia kita sekarang ini merupakan dunia yang penuh dengan ketidak pastian. 

Oleh karenanya setiap langkah yang kita tempuh, setiap tempat yang kita pijaki, senyaman apapun itu tetap saja terdapat ketidak pastian. Keluar dari zona nyaman merupakan seni untuk bertahan didunia yang penuh dengan ketidak pastian.

Agar respon kita terhadap situasi yang baru tidak berlebihan atau masih berada dalam kontrol kita maka kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapinya serta mampu menyesuaikan diri dengan situsasi itu. Yang menjadi kunci untuk menghadapi situasi baru adalah memiliki tujuan, berpikir positif, berani dan penuh perhitungan.


Pertanyaan penting yang harus dijawab adalah: sudah siapkah Anda untuk keluar dari zona nyaman Anda?

Source: http://aquariuslearning.co.id

Labels: